Selasa, 27 November 2012

Kenakalan Remaja

 Berhubung saya juga remaja, saya akan mempublikasikan Kenakalan Remaja (Saya Juga Remaja)

Kenakalan remaja adalah pelampiasan masalah yang dihadapi oleh kalangan remaja yang tindakannya menyimpang. Menurut ahli sosiologi Kartono, istilah kenakalan remaja adalah Juvenile delinquency. Istilah ini merupakan gejala patolosis sosial pada remaja, yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial.
Dalam blognya, Psikonseling.blogspot, Evi seorang psikiater menyebutkan kenakalan remaja sebagai perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial.
Apa sebenarnya yang menjadi penyebab kenakalan remaja? dari berbagai sumber, diketahui ada tiga hal yang membuat remaja melakukan tindakan yang menyimpang. Pertama pengaruh teman sepermainan.  Ini merupakan pengaruh yang sangat besar dikalangan remaja. Di dalam kenyataannya , banyak remaja yang tidak mampu bergaul dengan kalangan tertentu. Dan jika tidak mampu bergaul mereka cenderung akan melarikan kekecewaannya terhadap narkotika.

Yang kedua adalah pendidikan. Menurut Digha Nikaya, seorang psikolog,  agar anak dapat memperoleh pendidikan yang sesuai, pilihlah sekolah yang benar jangan memilih sekolah yang sudah tercemar nama baiknya. Ketiga adalah kurangnya perhatian dari orang tua. Orang tua harusnya memberikan perhatian lebih terhadap anak.Ini juga merupakan hal yang paling mempengaruhi anak bersikap brutal, karena kurangnya perhatian orang tua terhadap anak , kemudian akan bersikap keras dan liar.
Terdapat sejumlah jenis kenakalan remaja. Yang paling utama adalah penyalahgunaan narkoba. Perlu diketahui tingkat pengguna narkoba di kalangan remaha di Indonesia sangat memprihatinkan. Dari data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus penyalahgunaan narkoba terus meningkat di kalangan remaja. Dari 2,21% (4 juta orang) pada tahun 2010 menjadi 2,8 (sekitar 5 juta orang) pada tahun 2011. Yang berikutnya adalah seks bebas. Contoh kenakalan remaja dalam pergaulan seks bebas akan bersangkutan dengan HIV/AIDS . Ketiga adalah tawuran antarpelajar. Di kota-kota besar, satu tahun belakangan ini, tawuran antarpelajar semakin meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Dampak dari kenakalan remaja yang dibiarkan memang memengaruhi kehidupan masa depan remaja itu sendiri. Misalnya remaja akan tumbuh menjadi sosok yang berkepribadian buruk .Remaja tersebut akan dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Akibat dikucilkan , remaja bisa mengalami gangguan kejiwaan, bukan berarti gila, tapi merasa dikucilkan dalam hal sosialisasi, merasa amat sedih atau malah membenci orang-orang disekitar.

Selain Kenakalan Remaja Di atas, Juga ada Kenakalan Remaja Berbentuk Tawuran

Tawuran remaja yang menimbulkan korban ternyata tidak hanya baru-baru ini terjadi. Komisi Perlindungan Anak mencatat enam bulan pertama tahun 2012 tercatat sudah ada 139 kasus dengan menewaskan 12 pelajar.

Belum lagi kasus narkoba, freesex, bahkan aborsi. Mirisnya, pelaku kasus-kasus tersebut adalah remaja-remaja berseragam. Remaja ini sudah dipastikan menerima berbagai pendidikan setiap harinya. Namun, mengapa output yang dihasilkan jauh dari bayangan?

Kita tidak bisa menyalahkan individu remaja. Bagaimanapun, remaja-remaja tersebut adalah output dari sebuah sistem bernama pendidikan.

Kita pun tidak bisa menghakimi lembaga sekolah saja. Karena sekolah hanyalah fasilitas dari sistem pendidikan itu sendiri.

Perlu adanya sinkronisasi antara pendidikan sekolah, di rumah, dan di masyarakat. Rumah sebagai madrasatul ula (sekolah pertama) adalah pemberi imun pertama bagi anak. Disinilah peran termulia ibu sebagai pendidik pertama dan utama generasi penerus.

Sekolah adalah wadah penanaman kepribadian dan penambahan pemahaman mengenai petunjuk memilih yang benar dan salah.

Peran sekolah yang sangat vital akan bergantung pada konsep Negara-sebagai stake holder negri- mengenai pendidikan. Konsep mengenai pendidikan tidak boleh berasaskan materialisme, sekolah tinggi untuk gaji tinggi.

Masyarakat pun harus memberikan teladan. Tidak sinkron jika sudah dididik saleh di rumah dan sekolah tiba-tiba anak harus mendapatkan perilaku tercela dari masyarakat. Misalnya, pakaian-pakaian minim yang mempertontonkan aurat.

Maka untuk menyeimbangkan ketiga aspek ini harus ada yang mengatur yaitu Negara. Tentu Negara akan mengatur dengan baik dengan sistem yang baik pula. Sistem Islamlah sistem sempurna yang akan mewujudkan generasi saleh sekaligus cerdas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar